Skip to main content

RUANG TEGAL MUDA : WADAH BARU KONTRIBUSI PEMUDA TEGAL





Di awal januari lalu, beberapa media sosial seputar Tegal membagikan poster mengenai kegiatan ruang Tegal muda, salah sautunya mengenai kegiatan menanam seribu pohon di situs purbakala Semedo. Banyak yang bertanya-tanya siapa orang-orang dibalik ruang Tegal muda, apa tujuanya, seperti apa organisasisinya, dan sebagainya.

ruang temu lahir dari sebuh keresahan mengenai masih sedikitinya ruang untuk berkontribusi untuk Tegal. Jika dikatakan bahwa pemuda Tegal tidak mau berkontribusi untuk membangun daerahnya, saya katakan itu tidak benar. Banyak pemuda Tegal yang ingin berkontribusi dan mengabdi, namun tidak ada tempat untuk mewadahi mereka, tidak ada tempat bagi mereka menyampaikan gagasan dan inovasi untuk Tegal.

Maka seketika ketika sebuah pintu kontirbusi dibuka, tanggapan postiif muncul, bahkan tidak sedikit yang ingin langung bergabung dalam ruang tamu. Ini menandakan bahwa banyak pemuda Tegal yang peuduli dan ingin berkontribusi, mereka hanya butuh tempat untuk itu. maka ruang temu hadir dengan harapan dapar menjadi tempat tersebut. Sebagi tempat berkontribusi, berkreasi, dan saling mengispirasi, serta urun rembug gagasan untuk membangun Tegal menjadi lebih baik.

Berbicara mengnenai ruang temu, Setidaknya ada empat hal sederhana untuk mendeksiripsikan ruang temu : Ruang, Pemuda Tegal, Titik Temu, dan Problem Solver.

RUANG. Salah satu fungsi ruang adalah menjadi tempat berkumpul yang nyaman, kami membayangkan sebuah ruang keluarga yang hangat, ruang yang mampu membangun hubungan kekeluargaan yang erat. Sebuah ruang yang akan menjadi saksi perjalanan hidup, cerita luar biasa dari sebuah keluarga. Maka Ruang ini pun harus merepresentasikan keinginan dan kebutuhan penghuninya, semua harus aktif berkontribusi membangun ruang yang diimpikan bersama.

PEMUDA TEGAL. keluarga yang menjadi penghuni ruang ini adalah PEMUDA TEGAL, mereka yang memiliki keterikatan batin dengan Tegal, dan siap untuk menjadi makna bagi Tegal. Prinsipnya kata kunci kedua ini adalah Ruang ini tak terbatas dengan aturan formalitas administrasi seperti KTP atau strata pendidikan formal, semua orang yang memiliki kerkaitan dengan Tegal bisa berkontribusi disini.

TITIK TEMU. Kembali mengambil analogi ruang keluarga -yang biasanya menjadi ruang pertemuan- ketika menghadapi perbedaan pendapat atau selisih paham. Kami pun menaruh harapan ruang ini tak sekadar menjadi tempat berkumpul yang asik, tetapi juga ruang yang mampu membangun titik temu. Dimulai dengan membangun kesadaran akan tanggung jawab sosial dan intelektual untuk berkontribusi aktif terhadap lingkungan sekitar. Saya tidak membayangkan titik temu yang dibangun akan benar-benar menyelesaikan masalah secara praktis. Tetapi saya membayangkan kebaikan-kebaikan kecil, sebuah titik yang jika dilakukan konsisten akan menular dan suatu saat akan membentuk titik yang semakin besar.
PROBLEM SOLVER. Harapan di atas kami bahasakan menjadi program konkret untuk menjembatani antara masalah di sekitar dengan solusi baik pemuda yang menjadi penghuni Ruang ini maupun warga Tegal secara umum untuk bersama-sama membangun titik temu


Harapan kami mengnai ruang temu sangat sedernana, Ruang temu bisa menjadi tempat pemuda – pemudi Tegal berkotribusi terhadap Tegal dari berbagai bidang. Ruang temu hadir sebagai ruang pemuda untuk menyampaikan gagasan dan bertemu dengan orang yang memiliki pandangan sama untuk bergerak. Menjadi penghubung antara pemuda-pemuda Tegal untuk berkolaborasi bersama dan berbagi inspirasi. ruang temu bisa melahirkan gerakan-gerakan kebaikan kecil yang sederhana dan akan terus berlipat ganda.


rangers Ruang Temu!

Comments

Popular posts from this blog

ADVOKASI : SEBUAH AWAL

Gerakan advokasi di UGM lahir dikarenakan keprihatinan mahasiswa melihat semakin menjauhnya UGM dari visi kerakyatannya yang menyebabkan aksesibilitas rakyat untuk menimba ilmu di UGM menjadi terbatas. (Mahaarum, 2007). Yang terbaru adalah aksi 2 mei, bonbin, dan tukin.advokasi lahir dari masalah-masalah yang ada di kampus, mahasiswa berkumpul, bergerak untuk memperjuangkan apa yang mereka rasa benar. Advokasi adalah kementrian yang paling bertanggung jawab atas status bem kmft sebagai lembaga pergerakan. Advokasi inilah yang menggerakan teman-temanya untuk membela sesuatu yang mereka anggap benar. Ketia kader-kader advokasi sudah tidak memiliki kepedulian dan memberikan manfaat, bubarkan saja advokasi. Advokasi adalah sebuah keunikan. Dia melanggar hukum-hukum dasar klasik keorganisasian. Ketika hierarkhi Mashlow mengatakan bahwa manusia mengejar pemenuhan kebutuhan dunia dalam motivasi kerjanya, maka para kader Advokasi justru dituntut mengorbankan waktunya dan menjadikan

Meraih Rahmat dan Cinta on Ramadan

ini latepost banget, kegiatan bulan Ramadhan kemarin MERCON - Meraih Rahmat dan Cinta on Ramadan  oleh : Kartika Sugih Ningsih MERCON ini bukan sejenis petasan. MERCON ini merupakan singkatan dari Meraih Rahmat dan Cinta on Ramadhan. Ini adalah kali ketiganya mercon mengadakan kegiatan bakti sosial. Berawal dari celoteh ringan untuk mengisi waktu luang saat ramadhan agar tetap bisa bermanfaat bagi sesama, kegiatan Mercon ini pun di gagas. Tahun 2015 ini kami berkunjung ke dua panti asuhan yang ada di Kabupaten Tegal. Panti Asuhan Darul Faroh yang terletak di Desa Harjosari dan Panti Asuhan Al-Muhlisi n yang terletak di Lebakgowah. Bersama kawan-kawan alumni SMA N 1 Slawi dan OSK SMA N 1 Slawi kami mengunjungi kedua panti tersebut. Kegiatan yang kami lakukan sebenarnya sederhana, yakni berbagi ilmu, berbagi apa yang pernah kami dapatkan selama di bangku sekolah maupun kuliah. Berbekal niatan tersebut kami merumuskan tujuan kegiatan acara mercon sendiri yakni untuk memberikan ara

Rindu

Malam semakin larut, ah.. “seharusnya kemarin aku memesan tiket untuk pulang ke Tegal” gumamku dalam hati, pekan ini libur panjang, golden hollyday, kamis-minggu, empat hari yang cukup berarti untuk kembali ke daerah asal. Bertemu dengan keluarga, bercengkrama dengan teman lama, atau sekedar menyapa tetangga sektiar. Sebelumnya memang aku tidak berencana untuk pulang, karena sudah aku agendakan pulang pada akhir Mei nanti. Tapi ada perasaan yang mengajal sejak pagi tadi, entah kenapa pikiran ini tidak karuan, ada rasa yang aneh, kadang-kadang melamun, mencari pelampiasan rasa aneh ini dengan membaca atau menonoton film, dada ini sedikit sesak, rasa itu memuncak malam ini, semakin sesak. Aku rindu. “Yang membahayakan bukan menahan rindu karena tidak pernah bertemu, tapi perasaan terbiasa dengan ketidakberadaan”   ―   Taufiq Wicahyono Asrama Lembaga Pendidikan Insani, Yogyakarta