Skip to main content

[Finally Over : Semester 5]



[Finally Over : Semester 5]

Dengan dikumpulkannya tugas Take Home Stratigrafi analisis beberapa hari yang lalu, Maka, secara resmi fase semester 5, semester yang saya rasa cukup berat selama berkuliah, dimana kewajiban akademik, amanah di organisasi, dan urusan pribadi saling berkelindan dan suskes meberikan kantung mata yang cukup tebal selama menjalaninya, kini telah sampai pada ujung senjanya.

telah sampailah kita pada libur semester, berbagai agenda sudah di susun untuk melaksanakan Liburan semester dengan periode paling pajang selama saya berkuliah di kampus ini. Setidaknya tidak ada agenda yang mengundur kepulangan terlalu lama, tidak seperti semeter-semster sebelumnya.  

Bertemu dengan keluarga di kampung halaman adalah “ritual” paling utama, terutama yang jadwal kepulanganya seperti pembayaran UKT, satu semester sekali. beberapa kawan bahkan sudah memesan tiket pulang jauh-jauh hari untu bertemu sanak saudara di kampung halaman.

Ketika di jalan pulang, semua terasa nyaman hingga terlintas dalam pikiran : “Semester 5 telah usai, lalu apa?”

Hal sederhana yang saya pikirkan adalah mengenai studi saya, berapa SKS yang bisa saya ambil nanti, akan mengulang mata kuliah apa, atau akan mengambil mata kuliah elektif apa (njuk iki kalau bisa loh ya), hingga akan mengambil konsetrasi studi apa. Bayangan mengenai KKN dan rencana untuk KP pun mulai muncul dan memang harus direncanakan sejak sekarang.

Tentu kita sadar bahwa lifeplan yang telah dibuat di awal kuliah dengan segala “mimpi gila”nya perlu di evaluasi. Bukan, bukan mengubah tujuan hidup, namun mengkaktualisasi dengan kondisi sekarang ini, karena 2,5 tahun yang sudah dilewati telah memberikan pandangan dan pengalaman yang beharga sehingga memberikan perspektif baru dalam menetukan arah  untuk melangkah kedepan.

 Selain itu, Akhir semester ganjil menandakan akhir  kepengurusan lembaga-lembaga di kampus, amanah yang telah diemban selama satu tahun kebelakang resmi ditanggalkan, ladang kotribusi akan berganti, atau setidaknya berganti peran. sebagian mungkin sudah memiliki target untuk berkontribusi di tepat lain, mengkuti kegiatan di luar kampus, mencoba membuka wirausaha keci-kecilan, atau mungkin menarik diri dari segala keriwehan organisasi dan memilih untuk fokus terhadap studi.

Kalau sudah seperti ini, saya jadi rindu masa SMA, dimana saat itu saya tidak ambil pusing dengan berbagai masalah studi dan organisasi, Dan saya pikir, akan sangat bijak jika meluagkan waktu kepada akal sehat dan hati nurani kita untuk berfikir dan merencanakan hal-hal hebat setelah ini.


Semester 5 telah usai, lalu apa?


Comments

Popular posts from this blog

The Miracle Of Istanbul - Fifteen Minutes That Shock the World

Dinding stadion Kemal Ataturk seperti setipis kertas. Dari kamar ganti Liverpool, sorak sorai pemain AC Milan di ruangan yang berbeda begitu jelas terdengar. Semua pemain Liverpool tertunduk lesu. Tak ada yang berani menegakkan kepala. Pada malam final Liga Champions 2004/05 itu, Milan memberikan pukulan telak kepada Liverpool. Milan mampu unggul 3-0 saat jeda. Bek veteran Paolo Maldini membuka keunggulan pada menit pertama pertandingan. Sebelum turun minum, Hernan Crespo menambahnya dengan dua gol. Awal yang sempurna. Tak mau disetir kemurungan, Rafael Benitez menghimpun nafas dan berdiri di tengah para pemainnya. Sang manajer sadar, dia hanya punya waktu 15 menit untuk mengembalikan kepercayaan diri tim. Ketika berjalan dari bangku cadangan menuju ruang ganti, benak Benitez dipusingkan mencari-cari kalimat dalam bahasa Inggris yang tepat untuk "menghidupkan" para pemainnya. Kalimat yang kemudian meluncur dari mulutnya sederhana saja. "Jangan tundukkan kepal...

Logo GGS (Golden Generation Smansawi)

Deskripsi logo GSS50 bayangan yg membentuk L melambangkan angkatan kita dalam aksara romawi, yaitu angkatan "ke-50". Tiga helai kelopak melati melambangkan tiga proses tahapan yg telah kita lalui dalam pengembangan karakter di smansawi.  Bunga melati sendiri adalah simbol dari smansawi (yang kemudian diadopsi sebagai nama tabloit smansawi yg dicetak sendiri saat penerimaan siswa baru maupun di surat kabar mingguan/bulanan tegal). Bentuk margin dari logo sendiri berbentuk separuh dari bangunan rumah, melambangkan smansawi sebagai "rumah kedua" atau "potongan rumah" yang membentuk kita, potongan yang lain tentu saja adalah rumah kita yg lain yaitu rumah kita di luar smansa, dalam hal ini separuh rumah tersebut adalah dunia luar (dalam konteks ini kampus, pekerjaan, masyarakat), warna biru sendiri adalah simbol dari SMAN1SLAWI, sedangkan warna kuning keemasan melambangkan kejayaan dan kesejahteraan, selain juga sebagai warna angkatan kita, angkatan e...

Rindu

Malam semakin larut, ah.. “seharusnya kemarin aku memesan tiket untuk pulang ke Tegal” gumamku dalam hati, pekan ini libur panjang, golden hollyday, kamis-minggu, empat hari yang cukup berarti untuk kembali ke daerah asal. Bertemu dengan keluarga, bercengkrama dengan teman lama, atau sekedar menyapa tetangga sektiar. Sebelumnya memang aku tidak berencana untuk pulang, karena sudah aku agendakan pulang pada akhir Mei nanti. Tapi ada perasaan yang mengajal sejak pagi tadi, entah kenapa pikiran ini tidak karuan, ada rasa yang aneh, kadang-kadang melamun, mencari pelampiasan rasa aneh ini dengan membaca atau menonoton film, dada ini sedikit sesak, rasa itu memuncak malam ini, semakin sesak. Aku rindu. “Yang membahayakan bukan menahan rindu karena tidak pernah bertemu, tapi perasaan terbiasa dengan ketidakberadaan”   ―   Taufiq Wicahyono Asrama Lembaga Pendidikan Insani, Yogyakarta