Skip to main content

ADVOKASI : SEBUAH AWAL




Gerakan advokasi di UGM lahir dikarenakan keprihatinan mahasiswa melihat semakin menjauhnya UGM dari visi kerakyatannya yang menyebabkan aksesibilitas rakyat untuk menimba ilmu di UGM menjadi terbatas. (Mahaarum, 2007). Yang terbaru adalah aksi 2 mei, bonbin, dan tukin.advokasi lahir dari masalah-masalah yang ada di kampus, mahasiswa berkumpul, bergerak untuk memperjuangkan apa yang mereka rasa benar.

Advokasi adalah kementrian yang paling bertanggung jawab atas status bem kmft sebagai lembaga pergerakan. Advokasi inilah yang menggerakan teman-temanya untuk membela sesuatu yang mereka anggap benar. Ketia kader-kader advokasi sudah tidak memiliki kepedulian dan memberikan manfaat, bubarkan saja advokasi.

Advokasi adalah sebuah keunikan. Dia melanggar hukum-hukum dasar klasik keorganisasian. Ketika hierarkhi Mashlow mengatakan bahwa manusia mengejar pemenuhan kebutuhan dunia dalam motivasi kerjanya, maka para kader Advokasi justru dituntut mengorbankan waktunya dan menjadikan sesuatu yang tidak nampak dihadapannya sebagai satu-satunya motivasi. Maka ketika yang lain mengharap upah dan balas jasa, kader Advokasi hanya diperkenankan memakai terminologi ikhlas. Dan di saat orang-orang bekerja sekuat tenaga demi memajukan organisasinya, Advokasi mengejar cita cita yang lebih besar.

Advokasi, idealnya diisi oleh seorang yang sudah faham megenai gerakan mahasiswa, menguasai kemampuan-kemampuan dasar seperti loby dan negosiasi, manajemen opini, manajemen aksi, kempuan menulis, dan sebagainya. Idealnya. Namun, dalam kondisi yang serba terbatas ini, Advokasi diisi oleh orang yang memiliki sedikit keinginan untuk membantu orang lain dan sebuah komitmen itu sudah lebih cukup. Kemamuan mengenai advokasi, kepahaman terhadap gerakan mahasiswa masih bisa di tanamkan selama berproses, namun nia baik untuk membantu orang lain, dan sebuah komitmen adalah hal yang mutlak darus dimiki sebelum apapun.

Disini kita akan belajar menjadi pribadi yang idealis, memiliki visi dan tujuan yang besar, orang yang resah ketika melihat sebuah ketidak adilan. Ribuan orang berbicara, ratusan orang menulis, tapi hanya segelintir orang yang bergerak untuk melakan perubahan, dan advokasi adalah bagian dari itu.  Kita adalah genari pendobrak sejarah, yang suatu saat nanti akan menjadi orang yang bermanfaat.

Jika kalian mempunyai dasar untuk diperjuangkan, perjuangkan! Karena perjuangan berhasil bukan karena subjektivitas orang lain yang pro kontra dengan apa yang kalian lakukan, karena mereka tidak merasakan benar-benar apa yang kita perjuangkan, karena mereka sekedar menilai, bukan ikut sama-sama berjuang.

Setidaknya, ada tujuh point gambaran idel saya mengenai advokadi di BEM KMFT ini :
Pertama Advokasi sebagai bagian dari lembaga adalah tentang sistem. Advokasi ini harus memiliki struktur yang baku dalam pembagian kerja. Sejauh ini kerja-kerja di advkoasi diselesaikan dengan ad-hoc / tim khusus. Belum ada pembagian tugas secra jelas dalam tubuh advokasi yang mengikat dari awal, sehingga tidak ada kader advokasi yang memiliki kekosongan tugas.

        Kedua, advokasi ini adalah tentang kader-kader yang militan. Saya punya mimpi kader advokasi ini memiliki militanis untuk membantu orang lain, memperjuangkan apa yang kita sepakati bersama. karena sangat sulit mempertahankan konsistensi, dari pengalaman saya, nafas pergerakan sangat pendek. Terminologi ikhlas harus ditaamkan sejak awal untuk kader-kader militan advokasi.

        Ketiga, advokasi adalah tentang pergerakan. Advokasi ini adalah sekumpulan orang-orang yang hatinya bergetar ketika melihat sebuah ketidakadilan. Otaknya Kritis untuk mempertanyakan kebijakan yang merugikan. raganya bergerak untuk membenarkan apa yang perlu dibenarkan. Seribu orang bicara, ratusan orang menulis, tapi hanya sedikit orang yang begerak, dan advokasi adalah bagian dari yang sedikit itu.

Keempat, Advoksi adalah penyelesaian masalah. Advokasi hadir di BEM sebagai solusi, segala sesuatu yang dilporkan di advokasi dapat diselesaikan dengan baik dan cepat bukan malah memperlambat bahkan mempersulit penyelesaian masalah.

Kelima, adovoksi yang cepat tanggap. Dalam dunia advokasi, waktu dan tempo adalah hal yang penting, usaha kita bisa menyelesaikan masalah, bisa juga sisa-sia, ini terkait waktu.  Permasalahan yang kita hadapi bisa saja hanya dapat diselesaikan pada waktu itu saja, ketika sudah berlalu dan masalah itu belum ditangani, berganti hari, maka kita gagal dalam menyelesaikan masalah tersebut. Advokasi harus cepat tanggap.

Keenam, advokasi adalah tentang kedekatan dengan mahasiswa. BEM sebagai student govermence sudah sewajarnya dekat dan menyentuk seleurh mahasiswa fakultas teknik, begitu juga advokasi. Ketika mahasiswa teknik memiliki masalah, maka advokasi bem kmft adalah nama yang terlintas pertama sebagai penyelesai masalah.

Ketujuh, advokasi adalah tentang sebuah kepribadian. Di advokasi kita belajar mengenai idealisme, meperjuangkan keadilan, kritis, menolong mahasiswa lain, loby dan negosisasi. Tapi ketika berada di tengah masyarakat, kita melihat sebuah ketidakadilan dan kta memilih untuk diam, maka kita telah gagal dalam memaknai apa itu advokasi. Advokasi adlaah tentang kepribadian, dimana memperjuangakan keadilan tidak dibatasi sekat sekat organinsai maupun jabatan, tidak dibatasi ruang dan waktu. Kader-kader advokasi memilki kepribadian yang selalu sama dimanapun mereka berada.  hatinya bergetar ketika melihat sebuah ketidakadilan. Otaknya Kritis untuk mempertanyakan kebijakan yang merugikan. raganya bergerak untuk membenarkan apa yang perlu dibenarkan


Indah dan manisya pejuangan akan terasa jika kita berjuang bersama-sama, saling menyemangati satu sama lain, karena kita satu advokasi, nin mihi, non tibi, sed nobis. Bukan aku, bukan kamu, tapi kita. Advokasi bem kmft UGM.  

“Advokasi dibuat dengan perjuangan dan cinta, oleh Pemuda yang mecoba untuk tidak banyak bicara tapi menggunakan tanganya untuk banyak bekerja”


Yogyakarta, 7 Desember 2016

Comments

Popular posts from this blog

Meraih Rahmat dan Cinta on Ramadan

ini latepost banget, kegiatan bulan Ramadhan kemarin MERCON - Meraih Rahmat dan Cinta on Ramadan  oleh : Kartika Sugih Ningsih MERCON ini bukan sejenis petasan. MERCON ini merupakan singkatan dari Meraih Rahmat dan Cinta on Ramadhan. Ini adalah kali ketiganya mercon mengadakan kegiatan bakti sosial. Berawal dari celoteh ringan untuk mengisi waktu luang saat ramadhan agar tetap bisa bermanfaat bagi sesama, kegiatan Mercon ini pun di gagas. Tahun 2015 ini kami berkunjung ke dua panti asuhan yang ada di Kabupaten Tegal. Panti Asuhan Darul Faroh yang terletak di Desa Harjosari dan Panti Asuhan Al-Muhlisi n yang terletak di Lebakgowah. Bersama kawan-kawan alumni SMA N 1 Slawi dan OSK SMA N 1 Slawi kami mengunjungi kedua panti tersebut. Kegiatan yang kami lakukan sebenarnya sederhana, yakni berbagi ilmu, berbagi apa yang pernah kami dapatkan selama di bangku sekolah maupun kuliah. Berbekal niatan tersebut kami merumuskan tujuan kegiatan acara mercon sendiri yakni untuk memberikan ara

Rindu

Malam semakin larut, ah.. “seharusnya kemarin aku memesan tiket untuk pulang ke Tegal” gumamku dalam hati, pekan ini libur panjang, golden hollyday, kamis-minggu, empat hari yang cukup berarti untuk kembali ke daerah asal. Bertemu dengan keluarga, bercengkrama dengan teman lama, atau sekedar menyapa tetangga sektiar. Sebelumnya memang aku tidak berencana untuk pulang, karena sudah aku agendakan pulang pada akhir Mei nanti. Tapi ada perasaan yang mengajal sejak pagi tadi, entah kenapa pikiran ini tidak karuan, ada rasa yang aneh, kadang-kadang melamun, mencari pelampiasan rasa aneh ini dengan membaca atau menonoton film, dada ini sedikit sesak, rasa itu memuncak malam ini, semakin sesak. Aku rindu. “Yang membahayakan bukan menahan rindu karena tidak pernah bertemu, tapi perasaan terbiasa dengan ketidakberadaan”   ―   Taufiq Wicahyono Asrama Lembaga Pendidikan Insani, Yogyakarta